Penasehat Menparekraf Yuliandre Darwis Bahas Pariwisata Sumbar Bersama Minang Diaspora Network-Global

PADANG, forumsumbar–– Pariwisata adalah sektor unggulan dalam pembangunan Sumbar, terutama menyangkut Hospitality, Agrowisata dan Geopark.

Minang Diaspora Network-Global, bekerjasama dengan Universitas Yarsi, Petani Minang Global (PMG) dan Pemprov Sumbar menggelar webinar dengan tema ”Pariwisata Sumbar : Hospitality, Agrowisata & Geopark”, Sabtu (28/5).

Adapun diskusi ini diangkatkan untuk memberikan masukan agar semakin membaiknya pelayanan pariwisata Sumbar dari berbagai aspek, sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun lokal, ke Sumbar.

Gubernur Sumbar Mahyeldi yang menjadi keynote menyampaikan bahwa wisata merupakan keunggulan di Sumbar, dan program wisata adalah program tercepat untuk memperbaiki ekonomi masyarakat.

“Melalui program wisata, kenaikan ekonomi bisa mencapai 600%, tentu ini bisa menjadi percepatan kenaikan ekonomi yang baik,” ujarnya.

Dari pandangan pemerintah sendiri Sumbar, sebut Mahyeldi, ekonomi kreatif (ekraf) yang paling berkembang saat ini adalah sub sektor kuliner di samping sektor pariwisata dan kebudayaan.

Potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan pariwisata Sumbar, misalnya kalau mau cari makanan enak, makanan Padang menjadi top of mind masyarakat.

Sementara itu, Yuliandre Darwis selaku Advisor/Penasihat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) mengatakan bahwa percepatan pembangunan ekonomi yang merata adalah salah satu tujuan pemerintah Indonesia.

“Ada empat karakteristik yang menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi besar dalam pembangunan ekonomi,” imbuh Uda Andre, demikian Komisioner KPI Pusat ini akrab disapa.

Pertama, di bidang ekonomi Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Dimana, tekanan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 termasuk yang moderat dibandingkan dengan negara anggota G20 dan Asia Tenggara.

Tercatat, sebutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 2,07 persen, membaik dari periode sebelumnya. Artinya, Indonesia mampu tangani Covid-19 dan mampu kurangi dampak Covid-19 dalam perekonomian.

Lalu kedua, komposisi demografi Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia. “Dengan populasi terbesar berada pada usia produktif, menjadikan Indonesia jadi negara dengan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif,” terangnya.

Ketiga adalah sumber daya alam (SDA), dimana Indonesia memiliki sumber daya terbarukan (produk agrikultur) dan tidak terbarukan (tambang dan mineral) yang berlimpah.

Dan yang terakhir, keempat, secara geografis; Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki koneksi langsung dengan pasar terbesar dunia dengan Selat Malaka sebagai jalur laut paling aktif di dunia dan menjadi rute utama pelayaran global.

Salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang merata adalah melalui pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di berbagai wilayah Indonesia.

Wilayah-wilayah ini, kata Andre, ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan usulan dari Badan Usaha dan Pemerintah Daerah. KEK merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu yang tercangkup dalam daerah atau wilayah untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.

“Saat ini sudah ada 18 KEK yang tersebar di Indonesia dari Sumatera hingga Papua, untuk menyamaratakan pertumbuhan ekonomi Tanah Air,” kata Yuliandre.

Webinar ini di-isi oleh banyak narasumber terbaik yang aktif di sektor pariwisata Indonesia, khususnya Sumbar. Salah satunya adalah Ridwan Tulus, seorang Tour Designer Green Tourism, yang menyampaikan bahwa membuat destinasi wisata yang menyehatkan adalah suatu gagasan yang menarik yang akan dilirik banyak wisatawan.

“Wisata green healing atau mungkin ocean healing adalah wisata yang nantinya akan banyak diminati oleh wisatawan asing, dan Sumbar memiliki potensi itu,” ungkap Ridwan.

Diharapkannya, ada hal-hal yang bisa direalisasikan nantinya, salah satunya lahirnya paket-paket wisata Ranah yang bisa dijual ke Rantau.

(Darma)

Sumber: https://forumsumbar.com/berita/26165/penasehat-menparekraf-yuliandre-darwis-bahas-pariwisata-sumbar-bersama-minang-diaspora-network-global/

Previous
Previous

Output Digital Penyiaran, Tumbuhnya Konten Kreator Lokal

Next
Next

Digitalisasi Penyiaran Harus Akomodir Kearifan Lokal